BAB I
PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagai sebuah mata
kuliah yang diajukan pada jurusan Tarbiyah tentu mata kuliah “ Supply Cain Management “ ini, mempunyai peranan yang sangat penting, terutama untuk
meramalkan seberapa besar kira-kira jumlah permintaan akan barang dan jasa dan
bagaimana dengan persediaan yang ada, selain itu mencocokkan antara persediaan
dan permintaan supaya tidak terjadi kesenjangan antara persediaan dan
permintaan. Oleh karena itu pemakalah akan mencoba membahasnya sesuai dengan
kemampuan pemakalah, Adapun pembahasan
yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
tentang “Peramalan Demand
(Forecast Demand)” . untuk itu pemakalah akan menjelaskan dan memaparkannya
pada bab pembahasan.
1.2.RUMUSAN MASALAH
Adapun yang dibahas
dalam makalah ini antara lain :
Ø Apa
itu peramalan permintaan?
Ø Bagaimana
mencocokkan supply dan demand?
Ø Bagaimana
teknik-teknik peramalan?
Ø Bagaimana
akurasi permalan?
1.3.TUJUAN
Pembahasan ini
bertujuan untuk menguraikan , membahas serta menjelaskan tentang hal- hal yang
berhubungan dengan Peramalan Demanad (Forecast Demand), sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber untuk menambah ilmu pengetahuan, dan dapat dijadikan sebagai sebuah keahlian. Disamping tujuan utama tersebut, pembahasan
ini juga bertujuan untuk memenuhi tuntutan tugas terstruktur yang diemban
kepada pemakalah.
BAB
II
PERAMALAN
PERMINTAAN (FORECASTING DEMAND)
A.
Pengertian
Peramalan
adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan
dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis
peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan (fOrecasting
Demand) merupakan tingkat permintaan produk –produk yang diharapkan akan
terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.
Menurut Vincers Gapers didalam
Management permintaan ada dua jenis permintaan, yaitu:
1. Permintaan bebas ( independent Demand)
Merupakan
permintaan terhadap material, suku cadang atau produk yang bebas atau tidak
terkait langsung dengan struktur bill of material (BOM) untuk produk akhir atau
item teretentu.
2. Permintaan tidak bebas(
Dependent Demand)
Merupakan
permintaan terhadap material , suku cadang atau produk yang terkait langsung
dengan atau diturunkan dari struktur bill of material untuk produk akahir atau
item tertentu.
Tujuan
peramalan dilihat dengan waktu:
a. Jangka pendek (Short Term)
Menentukan
kuantitas dan waktu dari item dijadikan produksi. Biasanya bersifat harian
ataupun mingguan dan ditentukan oleh Low Management.
b. Jangka Menengah (Medium Term)
Menentukan kuantitas
dan waktu dari
kapasitas produksi. Biasanya bersifat bulanan ataupun kuartal dan
ditentukan oleh Middle Management.
c. Jangka Panjang (Long Term)
Merencanakan kuantitas
dan waktu dari
fasilitas produksi. Biasanya bersifat tahunan, 5 tahun, 10 tahun,
ataupun 20 tahun dan ditentukan oleh Top Management.
Karakteristik Peramalan Yang Baik
Peramalan
yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain akurasi,
biaya,dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Akurasi.
Akurasi dari
suatu hasil peramalan diukur dengan
hasil kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan
dikatakan bisa bila peramalan tersebut
bila terlalu tinggi atau rendah dibandingkan
dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan
konsisten bila besarnya kesalahan
peramalan relatif kecil.
Peramalan yang terlalu rendah akan
mengakibatkan kekuranga persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak
dapat dipenuhi segera
akibatnya perusahaan
dimungkinkan kehilangan pelanggan
dan kehilangan keuntungan penjualan. Peramalan yang terlalu
tinggi akan mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan, sehingga banyak
modal yang terserap sia – sia.
Keakuratan dari hasil
peramalan ini berperan
penting dalammenyeimbangkan
persediaan yang ideal.
2. Biaya.
Biaya yang
diperlukan dalam pembuatan
suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang
diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai.
Ketiga faktor pemicu biaya tersebut akan
mempengaruhi berapa banayak
data yang dibutuhkan,
bagaimana pengolahan datanya (
manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya dan siapa
tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan
harus disesuaikan dengan
dana yang tersedia
dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting
akan diramalkan dengan metode
yang sederhana dan
murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari hukum Pareto (
Analisa ABC ).
3. Kemudahan
Penggunaan
metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah diaplikasikan akan
memberikan keuntungan bagi
perusahaan. Adalah percuma
memakai metode yang canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem
perusahaan karena keterbatasan dana, sumber daya manusia, maupun peralatan
teknologi.
Beberapa Sifat Hasil Peramalan.
Dalam membuat
peramalan atau menerapkan suatu peramalan maka ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu :
1. Ramalan
pasti mengandung kesalahan,
artinya peramal hanya
bisa mengurangi
ketidakpastian yang akan terjadi, tetapi
tidak dapat menghilangkan
ketidakpastian tersebut.
2. Peramalan
seharusnya memberikan informasi
tentang beberapa ukuran kesalahan, artinya karena peramalan
pasti mengandung kesalahan, maka adalah
penting bagi peramal
untuk menginformasikan seberapa
besar kesalahan yang mungkin terjadi.
3. Peramalan
jangka pendek lebih
akurat dibandingkan peramalan
jangka panjang. Hal ini disebabkan karena pada peramalan jangka pendek,
faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan relatif masih
konstan sedangkan masih panjang
periode peramalan, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan.
B.
Mencocokkan
Supply Dan Permintaan
Untuk mencocokankan
antara supply dan permintaan maka disini perlu diperhatikan apa saja
factor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan(demand).
Faktor - Faktor
yang Mempengaruhi Peramalan
Permintaan suatu produk pada suatu perusahaan
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan yang saling berinteraksi
dalam pasar yang berada di luar kendali perusahaan. Dimana faktor – faktor
lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi peramalan. Berikut ini merupakan
beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi peramalan [Yami05] :
1.
Kondisi umum bisnis dan ekonomi
2.
Reaksi dan tindakan pesaing
3.
Tindakan pemerintah
4.
Kecenderungan pasar
5.
Siklus hidup produk
6.
Gaya dan mode
7.
Perubahan permintaan
8.
konsumenInovasi teknologi
Selain hal- hal diatas yang diperhatikan juga untuk mencocokkan antara
supply dan demand adalah:
1) Smart pricing, Strategi harga telah
dipakai beberapa perusahaan seperti Dell, Nikon, dan Sharp. Strategi-strategi
yang dipakai mempunyai suatu kesamaan yaitu untuk mempengaruhi permintaan pasar
dengan mengaplikasikan prinsip revenue management techniques. Ada 2 cara
pendekatan strategi harga yang saling melengkapi satu sama lain yaitu,
customized pricing dan dynamic pricing.
a. Customized Pricing Cusmotized
pricing dilakukan dengan membedakan kastemer sesuai dengan sensitivitasnya
terhadap harga.Salah satu caranya adalah dengan memberikan rebate atau
diskonBeberapa perusahaan seperti Dell dan Sharp menggunakan sistem diskon
mail-in rebates untuk membedakan kastemer berdasarkan sensitivitasnya terhadap
harga
v Mail in rebate Dalam melakukan
mail-in rebate, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :With no
rebateretailer harus menentukan sendiri harga jual dan kuantitas barang yang
akan dipesan agar mendapat keuntungan yang maksimal.Harga jual terhadap retail
adalah proporsional, namun tidak menguntungan bagi kastemer retailer.With mail
in rebatesManufaktur mempengaruhi demand pasar dengan disko, di sisi lain juga
menawarkan insentif kepada retailer untuk menaikkan jumlah orderWalaupun harga
efektif yang harus ditawarkan menurun, namun permintaan akan naik sehingga bisa
melebihi keuntungan jika dijual dengan harga efektif yang normal diberikan
v Mail in rebateWholesale priceMenurut
pandangan dari segi manufaktur, ada beberapa alasan mengapa mereka tidak
menerapkan wholesale price, seperti :Tidak semua kastemer mengirimkan kembali
kupon diskonRetailer kemungkinan besar akan menggunakan diskon dari wholesale
price untuk keuntungannya sendiri sehingga tidak menaikan demand pasar.Strategi
mail-in rebates lebih menguntungkan karena selain dapat menaikkan demamd dari
pasar, juga bisa menaikkan jumlah order dari retailer
b. Dynamic PricingDynamic pricing
adalah merubah harga produk setiap saat tanpa membedakan target pasar yang
ditujuStrategi ini telah dikembangkan sejak dulu dan biasanya digunakan untuk
media penjualan atau promosiDynamic pricing diterapkan sebagai alat untuk
mencocokkan antara demand dan supplyDibutuhkan executive pada front-end dari
supply chain sebagai pengambil keputusan dari perubahan harga yaitu dia yang
paling tahu bagaimana keadaan pasar saat itu dan masalah supply chain produk
itu sendiri
Dynamic
PricingAda beberapa kunci pertimbangan saat akan menerapkan strategi dymanic
pricing untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari fixed-pricenya :Available
capacitydengan asumsi semua adalah sama, semakin kecil kapasitas produksi
dibandingkan dengan demand rata-rata, maka semakin menguntungkan penggunaan
dymanic pricingDemand variabilitykeuntungan pengunaan dymanic pricing meningkat
seiring semakin besar nilai ketidak pastian demand berdasarkan coefficient of
variationSeasonality in demand patternpenentuan harga berdasarkan pada musim
tertentu sesuai dengan permintaan terhadap produk tersebutLength of the
planning horizon Semakin panjang planning produksi suatubarang, semakin sulit
untuk melakukan dymanic pricingBerdasarkan pada data dan model asumsinya,
dynamic pricing dapat meningkatkan profit 2-6 %. Peningkatan profit terjadi
sangat significant untuk industri dengan low profit sepeti retail dan komputer.
c. Pengaruh internet dalam perkembangan
startegi hargaMenu cost perubahan harga lebih mudah menggunakan internet
dibanding dengan cara konvensional. Lewat internet perubahan harga dapat di
uodate dengan cepat tiap saatLower buyer search price pencarian harga barang
terendah memicu terjadinya persainga antar penjual, disini fokus strategi smart
pricing sangat bergunaVisibilitypemberian harga yang berbeda lewat situs privat
sesuai dengan geografi dan demografi, serta dapat mempengaruhi keputusan
mengenai harga, inventory dan produksiCustomer segmentationdata histori pembeli
lebih mudah didapatkan lewat intenet dibandingkan dengan toko konvensional
lainnyaTesting capabilitydapat mencoba melakukan tes efek terhadap harga
tertentu pada segelintir kelompok sebagai acuan dalam menentukan strategi harga.
d. Peringatan terhadap penggunaan
strategi hargaBerdasarkan pengalaman sejumlah perusahaan, apapun jenis strategi
harga yang dipakai, stategi itu harus adil kepada setiap kastemer.
C.
Teknik
Peramalan
Meramalkan permintaan
dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan yang perlu
dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa besar
peluang pasar yang tersedia di masa depan. Peramalan permintaan merupakan usaha
untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk di masa yang akan datang
dalam kendala satu set kondisi tertentu.
Hal yang perlu diingat
adalah bahwa aktivitas peramalan permintaan tidaklah dapat diartikan sebagai
aktivitas yang bertujuan untuk mengukur permintaan di masa yang akan datang
secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi di kemudian
hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal
dari aktivitas peramalan adalah melakukan minimisasi ketidakpastian yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
Untuk melakukan forecasting atau peramalan terhadap permintaan pasar, disini akan diuraikan berbagai metode model peramalan terhadap permintaan pasar dari barang atau jasa yang diproduksi dan dijual oleh perusahaan. Secara garis besar terdapat dua macam metode peramalan permintaan yang biasa dilakukan, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
Pembahasan lebih lanjut
tentang metode-metode peramalan permintaan adalah sebagai berikut:
a. Metode
Kualitatif
Peramalan kualitatif
umumnya bersifat subjektif,
dipengaruhi oleh intuisi, emosi,
pendidikan, dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, hasil peramalan dari
satu orang dengan orang yang lain dapat berbeda. Meskipun demikian, peramalan
dengan metode kualitatif
tidak berarti hanya menggunakan intuisi,
tetapi juga bisa
mengikutsertakan model –
model statistik sebagai bahan
masukan dalam melakukan judgement (keputusan), dan dapat dilakukan secara perseorangan maupun
kelompok.
Metode peramalan
permintaan secara kualitatif berhubungan dengan data-data kualitatif, misalnya
tentang selera konsumen terhadap suatu produk, atau survey tentang loyalitas
konsumen, dan lain-lain. Forecasting kualitatif ini dapat dikelompokkan ke
dalam beberapa metode teknik seperti akan dijelaskan berikut ini.
1. Teknik
Survey ( riset pasar/ market research)
Teknik survey ini
merupakan suatu alat meramalkan yang cukup penting khususnya untuk memprediksi
kejadian-kejadian atau kecenderungan-kecenderungan dalam jangka pendek
mendatang ini. Survey biasanya menggunakan alat interview atau daftar
pertanyaan yang akan ditujukan para responden yang terpilih dan yang dituju.
Sesuai kelompok yang memang diperkirakan akan menjadi sasaran pasar yang dituju
oleh perusahaan. Survey ini dilakukan untuk meramalkan variabel ekonomi yang
memang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan permintaan
konsumen atau pasar yang dituju. Variabel-variabel ekonomi yang disurvey ini
misalnya variabel yang berhubungan dengan budget rumah tangga yang dikeluarkan
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Sasaran dan klasifikasi sasaran dan
jenis kebutuhan dan keperluan dari kelompok responden ini dapat dikategorikan
sebagai berikut:
·
Survey tentang
budget keperluan rumah tangga masyarakat eksekutif bisnis dan pemerintahan yang
sekiranya berkait dengan rencana perusahaan. Survey ini diharapkan dapat merekam
keseluruhan anggaran setiap rumah tangga yang disurvey.
·
Survey mengenai
barang atau jasa yang diperlukan bagi para pelaku bisnis yang akan
memperdagangkan barang atau jasanya. Mereka ini mungkin pelaku bisnis yang
bergerak pada bisnis distributor, pengecer atau pedagang besar.
·
Survey ini
dilakukan bagi para rumah tangga umum mengenai keperluan rumah tangga, produk
atau barang apa secara periodic diperlukan dan frekuensi pemenuhan yang
dilakukan untuk masa-masa yang akan datang, dan lain-lain.
Dari metode survey
berdasar kelompok sasaran ini sebenarnya terkandung maksud dari surveyor bahwa
barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan, berapa frekuensi pemenuhan kebutuhan
dan faktor-faktor apa saja yang pada umumnya yang mempengaruhi perilaku beli
mereka ini. Sehingga secara tidak langsung perusahaan melihat peluang dan apa
saja yang bisa ditarik sebagai kepentingan bagi perusahaan atas hasil-hasil
survey ini untuk memprediksi dan memperkirakan perilaku pasar atau konsumen
perusahaan.
Bila diklasifikasikan
bahwa hasil survey ini merupakan bagian dari kegiatan riset pasar yang
dilakukan oleh perusahaan. Dari sini berbagai kemungkinan yang diperoleh adalah
munculnya variabel ikutan yang dapat diprediksi Apa yang bisa dimanfaatkan oleh
perusahaan yang hendak atau sudah diproduksi dan dijual kepada pasar yang
dituju yang telah disurvey ini. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hasil
survey ini sebagian atau seluruhnya dapat dipergunakan untuk memprediksi
permintaan konsumennya dari produk yang dibuat dan jual oleh perusahaan.
2. Teknik
Jajak Pendapat (Opinion Pools).
Teknik jajak pendapat
sering dilakukan untuk melengkapi data dari survey. Jajak pendapat dari para
pakar, para eksekutif, dari masyarakat umum, atau dari konsumen. Jajak pendapat
ini lebih bersifat pandangan atau pendapat pribadi (subjektif) dari
respondennya, sebaliknya teknik survey lebih bersifat objektif.
Sebelum peluncuran
produk baru, biasanya diadakan pre test dan jajak pendapat terhadap responden
yang menjadi sampel. Teknik pooling ini melibatkan berbagai media seperti media
TV, telepon, koran, surat, SMS, email, atau internet untuk menyebarkan
kuesioner atau daftar pertanyaan tentang berbagai informasi yang dibutuhkan
perusahaan.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.
Laporan atau pernyataan resmi dari suatu perusahaan atau pemerintah suatu negara dapat digunakan sebagai sumber data guna meramalkan kondisi ekonomi di masa yang akan datang, sekaligus dapat digunakan untuk membuat strategi bersaing dalam pasar bebas.
3. Metode Delphi,
Pada metode ini sekelompok pakar
mengisi kuesioner, Moderator menyimpulkan hasilnya
dan memformulasikan menjadi
suatu kuesioner baru yang diisi
kembali oleh kelompok tersebut, demikian seterusnya. Hal ini merupakan proses
pembelajaran (learning process) dari kelompok tanpa adanya tekanan
atau intimidasi individu.
4. Analogi historis
(Historical Analogy),
Merupakan teknik
peramalan berdasarkan pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat
disamakan secara Analogi. Misalnya peramalan
untuk pengembangan pasar
televisi multi sistem menggunakan
model permintaan televisi
hitam putih atau televisi berwarna biasa. Analogi
historis cenderung akan menjadi terbaik untuk
penggantian produk di
pasar dan apabila terdapat
hubungan substitusi langsung dari produk dalam pasar itu.
5. Dugaan
manajemen ( management estimate ) atau Panel Consensus
Dimana peramalan
semata-mata berdasarkan pertimbangan
manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan cocok dalam
situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari suatu atau sekelompok kecil
orang yang karena pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan.
Teknik akan dipergunakan dalam situasi dimana tidak ada situasi dimana
tidak ada laternatif
lain dari model
peramalan yang dapat
diterapkan. Bagaimanapun metode ini mempunyai banyak keterbatasan,
sehingga perlu dikombinasikan dengan metode peramalan yang lain.
b. Peramalan
kuantitatif
Peramalan kualitatif
dapat diterapkan jika tersedia data masa lalu, informasi dapat dikuatifikasi
(diwujudkan dalam bentuk angka), dan asumsi beberapa aspek pola masa lalu akan
terus berlangsung (assumption of community).
Adapun jenis peramalan kuantitif meliputi.
1) Time
series
Metode Time Series
berhubungan dengan nilai-nilai suatu variabel yang diatur secara periodesasi
sepanjang periode waktu dimana prakiraan permintaan diproyeksikan. Misalnya
mingguan, bulanan, kwartalan, dan tahunan, tergantung keinginan dari
pihak-pihak yang melakukan prakiraan permintaan ini. Metode ini semata-mata mendasarkan
diri pada data dan keadaan masa lampau. Jika keadaan di masa yang akan datang
cukup stabil dalam arti tidak banyak perubahan yang berarti dengan keadaan masa
lampau, metode ini dapat memberikan hasil peramalan yang cukup akurat.
Dengan analisis deret
waktu dapat ditunjukkan bagaimana permintaan terhadap suatu
produk tertentu bervariasi
terhadap waktu. Sifat
dari perubahan permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan untuk
meramalkan penjualan pada masa yang akan datang.
Metoda peramalan yang
didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan antara variabel
yang akan diperkirakan
dengan variabel waktu,
yang merupakan deret waktu atau “time – series”. Berikut adalah beberapa metode time series
yang dipakai untuk mencari forecast demand(peramalan permintaan) meliputi:
a) Moving
average
Ket:
FD = forecast Demand
D = demand
N = jumlah data
t = bulan ke…
(1,2,,,,,t)
b) double
moving average
Mt = moving averages forecast selama t periode
Mt = moving average forecast dari
FD= forecast demand
D=demand actual
n= jumlah data
p= peramalan ke (1,2,…,p)
c) exponential
smoothing
Pada metode ini apabila
hasil forecast adalah posistif, yang berarti actual permintaan lebih tinggi
disbanding nilai ramalan (A-F > 0). Maka model exponential smoothing akan
secara otomatis meningkatkan ramalan.
Sebaliknya apabila
hasil forecast adalah negative, yang berartinilai permintaan actual lebih
rendah daripada nilai ramalan (A-F < 0), maka model exponential smoothing
akan otomatis menurunkan nilai ramalan sebagai berikut.
Keterangan
FDt = nilai ramalan untukperiode waktu ke-t
FDt-1= nilai peramalan untuk satu periode waktu yang
lalu. T-1
At-1= nilai akatual untuk satu periode waktu yang
lalu, t-1
a= smoothing constant (0<a<1)
d) Seasonal
FD= peramalan permintaan
A= smoothing Constant ( )<a<1)
It= nilai indeks musiman.
2) Metode
trend least square
Adalah suatu metode
peramalan serangkaian waktu yg sesuai dengan garis tren terhadap serangkaian
titik-titik data masa lalu, kemudian diproyeksikan ke dalam peramalan masa
depan untuk peramalan jangka menengah dan jangka panjang.
Trend adalah rata-rata
perubahan dalam jangka panjang. Jika hal yang diteliti menunjukkan gejala
pertambahan, maka trend yang dimiliki disebut sebagai trend positif. Jika hal
yang diteliti menunjukkan gejala semakin berkurang, maka trend yang dimiliki
disebut sebagai trend negative. Salah satu metode trend yang digunakan adalah
metode least squares.
Persamaan trend dengan
metode least square adalah
Ŷ
= a + bX
Y’ = a + bx
Σx
= na + bΣx
Σxy = x + b Σx2
Dimana:
a & b = konstanta
persamaan
n = Jumlah data
x = periode waktu
3) Metode
causal
Metode kausal
mengasumsikan faktor yang
diperkirakan menunjukkan
adanya hubungan sebab
akibat dengan satu
atau beberapa variabel bebas
(independen). Sebagai contoh, jumlah pendapatan berhubungan dengan
faktor-faktor seperti jumlah penjualan, harga jual, dan tingkat promosi.
Kegunaan dari
metode kausal adalah
untuk menemukan bentuk
hubungan antara
variabel-variabel tersebut dan
menggunakannya untuk meramalkan nilai dari variabel tidak bebas
(dependen). Pada model
ini untuk meramalkan
permintaan tidak hanya memperhatikan waktu,
tetapi juga memperhatikan faktor
yang mempengaruhi, antara lain :
a. Harga
produk, jika harga produk naik maka permintaan naik
b.
Saluran distribusi, jika
banyak saluran distribusi
maka permintaan naik.
Metode
kausal terdiri atas beberapa metode, antara lain :
Ø Metode
regresi dan korelasi
Metoda regresi
dan korelasi pada
penetapan suatu persamaan
estimasi menggunakan teknik “least squares”. Hubungan yang ada pertama –
tama dianalisis secara statistik.
Ketepatan peramalan dengan
menggunakan metoda ini sangat baik untuk peramalan jangka pendek,
sedangkan untuk peramalan jangka panjang
ternyata ketepatannya kurang
begitu baik.
Ø Metode
Ekonometrik
Metoda ini
didasarkan atas peramalan
sistem persamaan regresi
yang diestimasikan secara simultan.
Baik untuk peramalan
jangka pendek maupun peramalan
jangka panjang, ketepatan peramalan dengan metoda ini sangat baik.
Terdapat empat tahapan yang
termasuk di dalam memformulasi forecast model ekonometrika ini.
1) Membangun suatu model teori
2) Mengumpulkan data
3) Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi
4) Mengestimasi dan menginterpretasi hasil
1) Membangun suatu model teori
2) Mengumpulkan data
3) Memilih bentuk persamaan fungsi yang diestimasi
4) Mengestimasi dan menginterpretasi hasil
4)
Metode Variasi Musim
Melakukan
prakiraan volume permintaan konsumen di waktu-waktu yang akan datang dapat
didasarkan pada gelombang musiman yang melekat pada kultur budaya atau
kebiasaan dari masyarakat. Tetapi dapat juga karena faktor sifat dan keadaan
alam yang melekat pada iklim atau cuaca. Misalnya produksi musim semi, gugur
dan musim penghujan dan bahkan musim kemarau, produk apa yang sedang atau akan
datang musimnya.
D.
Akurasi
peramalan
Ukuran akurasi
peramalan secara umum digunakan untuk mengetahui tingkat perbedaan antara hasil
peramalan dengan permintaan yang terjadi untuk melihat kesalahan peramalan.
Adapun ukuran yang biasanya digunakan adalah:
Ø Mean Absolute Deviation / MAD (rata-rata absolute mutlak)
Rata-rata penyimpangan
absolut merupakan penjumlahan kesalahan prakiraan tanpa menghiraukan tanda
aljabarnya dibagi dengan banyaknya data yang diamati, yang dirumuskan sebagai
berikut:
Ket:
At = permintaan actual pada perioda t
Ft = peramalan permintaan pada perioda t
n= jumlah periode peramalan yang terlibat.
Ø Mean
Square Error /MSE ( rata-rata kuadrat kesalahan)
MSE dirumuskan sebagai berikut:
Untuk Keterangan sama dengan sebelumnya.
Ø Mean Forecast Error/ MFE ( rata-rata kesalahan
peramalan)
Rata-rata kesalahan
kuadrat (MSE, mean square error) memperkuat pengaruh angka-angka
kesalahan besar, tetapi memperkecil angka kesalahan prakiraan yang lebih kecil
dari satu unit. Sanagat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan
pada perioda tertentu terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Secara sistematis dapat dirumuskan :
Untuk Keterangan sama dengan sebelumnya.
Ø Mean Absolute Percentage Error/MAPE ( rata-rata
persentase kesalahan absolute)
MAPE merupakan ukuran
kesalahan relative. Rata-rata persentase kesalahan kuadrat merupakan pengukuran
ketelitian dengan cara-cara persentase kesalahan absolute, (MAPE) menunjukkan
rata-rata kesalahan absolut prakiraan dalam bentuk persentasenya terhadap data
aktualnya yang akan memberikan informasi kesalahan terlalu endah atau terlalu
tinggi.
Secara sistematis dapat dirumuskan :
Verifikasi
dan Pengendalian Peramalan
Langkah penting setelah
peramalan dilakukan adalah verifikasi peramalan sedemikian rupa sehingga
mencerminkan data masa lalu dan sistem penyebab yang mendasari permintaan
tersebut. Sepanjang representasi peramalan tersebut dapat dipercaya, hasil
peramalan dapat terus digunakan. Jika selama proses verifikasi tersebut ditemukan keraguan validitas metode
peramalan yang digunakan, harus dicari metode lainnya yang lebih cocok.
Validitas tersebut harus ditentukan dengan uji statistis yang sesuai.
Setelah suatu peramalan
dibuat, selalu timbul keraguan apakah perlu dibuat suatu metode peramalan baru
. Peramalan harus selalu dibandingkan dengan permintaan aktual secara teratur.
Pada suatu saat harus diambil tindakan revisi peramalan apabila ditemukan bukti
adanya perubahan pola permintaan yang meyakinkan. Selain itu, penyebab
perubahan pola permintaan harus diketahui. Penyesuaian metode peramalan
dilakukan segera setelah perubahan pola permintaan diketahui. Terdapat banyak
perkakas yang dapat digunakan untuk memverifikasi peramalan dan mendeteksi
perubahan sistem penyebab yang melatarbelakangi perubahan pola permintaan.
Bentuk yang paling sederhana adalah peta kendali peramalan, mirip dengan peta
kendali kualitas. Peta kendali ini dapat dibuat dengan ketersediaan data yang
minim.
Peta
Moving Range
Peta Moving Range
dirancang untuk membandingkan nilai permintaan aktual dengan nilai peramalan.
Data permintaan aktual dilihat dan dibandingkan dengan nilai peramalan pada
perioda yang sama. Peta tersebut dikembangkan ke perioda yang akan datang
sehingga data peramalan dapat dibadingkan dengan permintaan aktual. Selama
perioda dasar (perioda pada saat menghitung peramalan), Peta Moving Range
digunakan untuk melakukan verifikasi teknik dan parameter peramalan. Setelah
metode peramalan ditentukan, peta Moving
Range digunakan intuk pengujian kestabilan sistem penyebab yang
mempengaruhi permintaan. Moving Range
dapat didefinisikan sebagai :
Garis tengah peta
Moving Range adalah pada titik nol. Upper control level (batas
kendali atas) dan Lower control level (batas kendali
bawah) pada peta Moving Range
adalah :
Sementara itu
variabel yang akan diplot ke dalam peta Moving Range :
Sekurang-kurangnya
harus ada 10 dan lebih disukai 20 data untuk membuat peta Moving Range. Batas ini ditetapkan sedemikian
sehingga diharapkan hanya ada tiga dari 1000 titik yang berada di luar batas
kendali, jika sistem penyebab yang
melatarbelakanginya tetap sama. Jika ditemukan satu titik yang berada di luar
batas kendali pada saat peramalan diverifikasi, harus ditentukan apakah data
harus diabaikan atau peramalan baru harus dicari. Jika ditemukan sebuah titik
berada di luar batas kendali harus diselidiki penyebabnya. Temuan itu mungkin
membutuhkan penyelidikan yang ekstensif.
Jika semua titik berada di dalam
batas kendali, diasumsikan peramalan permintaan yang dihasilkan telah cukup
baik. Jika terdapat titik yang berada di luar batas kendali berarti peramalan
yang didapat kurang baik dan harus direvisi. Peta kendali dapat digunakan untuk
mengetahui apakah terjadi perubahan dalam sistem penyebab yang melatarbelakangi
permintaan sehingga dapat ditentukan persamaan peramalan baru yang lebih cocok
atas sistem penyebab yang terjadi pada saat ini.
Uji
Kondisi Di Luar Kendali
Uji yang paling
konklusif bagi kondisi di luar kendali adalah adanya titik di luar batas
kendali. Selain itu, terdapat pula uji lainnya dengan tingkat kemungkinan yang
sama. Teknik yang digunakan berikut ini dirancang agar dapat digunakan dengan
jumlah data yang seminimal mungkin. Uji ini dilakukan dengan cara membagi peta
kendali ke dalam enam bagian dengan selang yang sama. Daerah A adalah daerah di
luar +- 2/3 (2.66 MR) = 1.77 MR (di atas +1.77 MR dan di bawah - 1.77 MR). Daerah B adalah daerah di
luar +- 1/3 (2.66 MR) = +-0.89 MR (di atas +0.89 MR dan di bawah - 0.89 MR). Daerah C adalah daerah di atas
atau di bawah garis tengah. Uji kondisi di luar kendali adalah:
1. Dari tiga
titik berurutan, apakah ada dua atau lebih titik yang berada di daerah A?
2. Dari lima
titik yang berurutan, apakah ada empat atau lebih titik yang berada di daerah
B?
3. Apakah ada
delapan titik berturut-turut yang berada di salah satu sisi (di atas atau di
bawah garis tengah).
Gambaran daerah-daerah A, B, dan C ditunjukkan pada
gambar. Kondisi apabila ketiga kriteria di atas terpenuhi diperlakukan sama
dengan kondisi titik berada di luar batas kendali.
Gambar
Kriteria Di Luar Kendali
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peramalan
adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan
dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis
peramalan adalah peramalan permintaan. Peramalan permintaan (fOrecasting
Demand) merupakan tingkat permintaan produk –produk yang diharapkan akan
terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.
Untuk mencocokankan
antara supply dan permintaan maka disini perlu diperhatikan apa saja
factor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan(demand). Adapun Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
·
Perilaku konsumen / selera
·
Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan
·
Pendapatan/penghasilan.
·
Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Meramalkan permintaan
dari pasar yang dimasuki oleh perusahaan adalah suatu pekerjaan yang perlu
dilakukan oleh setiap manajer perusahaan dalam rangka memprediksi berapa besar
peluang pasar yang tersedia di masa depan. Ada beberapa teknik peramalan
permintaan, ada secara kualitatif, seperti teknik survey, teknik jajak
pendapat, metode Delphi, analogi histori dan dugaan management. Selain itu ada
juga teknik permlaan secara kuantitatif seperti teknik time series, causal, dan
lain-lain.
B. KRITIK DAN SARAN
Demikianlah
makalah ini kami buat, bila ada terdapat kesalahan maka kami meminta kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, sekaligus atas kritik dan sarannya kami ucapkan terima kasih.